
Siapa yang tidak bangga dengan Nusantara, baik negeri atau alam, serta bangsa nya yang ditakdirkan memiliki semua potensi pembangunan mewujudkan ”Manusia seutuh Nya”?
Tradisi Pencak Silat, atau biasa disebut silat merupakan salah satu ciri kekayaan warisan dari para leluhur bangsa kita. Konon silat sendiri berasal dari kata ”silaturahmi”, ada juga yang mengatakan masih satu pengertian dengan ”solat”. Di Nusantara terdapat lebih dari 800 aliran silat yang menyebar dari Sabang sampai Merauke. Untuk di wilayah Pasundan sendiri, diantara nya yang sudah sangat dikenal ialah silat Cimande, Tarumbu, Cikalong, silat Surade di Jampang, Cingkrik Goning, Beksi, Silek Tuo Minang, dsb. Di artikel sederhana ini saya sebagai praktisi silat akan memberikan betapa manfaatnya silat guna mendukung wujudnya manusia seutuhnya sbb.
Meningkatkan kecerdasan otak, karena jumlah pembuluh darah kecil yang membawa darah kaya oksigen ke otak semakin melebar, menguat, juga memacu perkembangan sel-sel saraf baru dan meningkatkan koneksi antara sel-sel otak. Hal ini membuat kinerja otak lebih baik. Olahraga juga menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan mengurangi tekanan mental, yang semuanya baik untuk otak, memicu munculnya sel-sel baru. Sel-sel baru ini membuat otak tetap sehat dan awet muda.Otak yang sehat berarti tubuh yang kuat. Manfaatnya bisa terasa hingga usia tua, agar tetap selalu ‘awet muda’. (Para peneliti mengukur keehatan otak dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI).
Menstimulasi hormon kebahagiaan. Dalam berlatih silat, tidak melulu dalam kondisi tekanan, tetapi harus dilakukan dengan fun dan enjoy. Dan sebagai bonusnya , kita memiliki lebih sediki hormon stres kortisol, Dengan berlatih silat : Kita membangun otot disamping itu tentunya dengan berlatih silat kita membangun otot melatih kekuatan setidaknyadiperlukan minimal dua kali per minggu telah terbukti meningkatkan kesehatan jantung dan sekaligus meningkatkan kesehatan otak.Perasaan kesepian dan terisolasi dari dunia luar bisa memunculkan stres hingga meningkatkan risiko depresi. Dari kemungkinan dan risiko ini fungsi kognitif otak juga turut terganggu.Kesepian memiliki risiko terkena demensia yang meningkat hingga 65 persen., Contoh interaksi yang lebih dari sekedar bersosialisasi, dalam berlatih silat kita bertukar keringat (istilah lain Tui cu) .
Membentuk Kebiasaan, disiplin. Apabila otak mengembangkan kebiasaan yang mendarah daging, maka ia tak perlu lagi berpikir. Inilah yang menciptakan kecenderungan terus menerus bertahan pada rutinitas. Satu-satunya cara keluar dari kebiasaan ini yakni dengan menghadapkan otak pada informasi baru.
“Saat dihadapkan pada informasi baru, otak akan menciptakan koneksi baru dan akan terevitalisasi. Inilah sebabnya mengapa sangat penting mengekspose diri Anda pada perubahan.” Memperlambat Penuaan Neuron, Proses ini bisa diperlambat dengan aktivitas intelektual, keingintahuan, dan keinginan belajar (terimplementasi dalam latihan silat didalamnya terdapat hapalan dalam jalan pendek dan jalan panjang, aksi dan reaksi, perubahan ruang dan waktu, khususnya dalam sparring / kita mengenal di internal Persatuan Gerak Badan dalam istilahnya tuicu).
Membentuk social brain yang unggul. Dalam latihan silat kita telah melakukan aktivitas bermakna. Melakukan kegiatan secara tulus yang mengandung kebaikan pada makhluk hidup lain bisa membuat kita lebih bahagia dan sehat.Aktivitas bermakna seperti bersuka rela membantu sesama, melakukan hobi, (misalnya di cabang latihan silatku, diagendakan latihan outdoor/ kumpul minimal 6 bulan sekali diluar, misalnya di taman / ngupi bareng), ini dapat menjaga otak kita tetap aktif dan terlindungi dari penurunan fungsi kognitif di hari tua.Selain itu, melakukan aktivitas bermakna juga membuat hidup kita lebih terpenuhi dan menyenangkan. Dalam latihan silat kita Rutin bersosialisasi. Bersosialisasi juga bisa membuat otak kita selalu terstimulasi. Menjaga ikatan kekerabatan dengan orang lain bisa membuat kesehatan mental kita lebih baik juga.
Menjaga emosi dan tetap tenang
Emosi punya peran penting pada fungsi otak. Orang yang gelisah, tertekan, kurang tidur, dan kelelahan cenderung memiliki fungsi kognitif yang buruk. (Dalam Lingkaran Pelatih Silat, kita diajarkan untuk melatih egonya sendiri dan ego menghadapi murid). Sebaliknya, orang yang dapat mengatur emosi dengan baik memiliki fungsi otak yang lebih baik. Stres adalah traumatis buruk bagi sel-sel otak. “Stres dapat mengganggu proses kognitif seperti belajar dan memori, dan akibatnya membatasi kualitas hidup manusia,” (contoh dalam tui cu kita harus berlatih ketenangan dalam menghadapi lawan). Semoga bermanfaat, terimakasih
(Foto : Gunung Lingga)
Be the first to comment