
Segala apapun, siapapun, hanyalah manifestasi dari kesatuan. Apapun dimaksudkan kepada selain manusia, sedangkan siapapun dimaksudkan kepada selain alam. Adapun kesatuan yang dimaksud, ialah kesatuan antara isi-wadah, serta wadah-isi tiada pisah
Ciptaan Tuhan ialah wadah bagi Cahaya Nya, dan melalui dialektika tersebut, dijadikan, dilahirkan, diwujudkanlah makhluk yang bernama manusia sebagai isi nya, serta alam sebagai wadah nya. Maka begitulah “manusia-alam” tiada bisa dipisahkan. Diri manusia dijadikan, dilahirkan, dinyatakan oleh alam, baik alam mineral, hewan, tumbuhan, jin, alien, malaikat, semua nya berkongsi membentuk jasad manusia, dari jasad fisika, jasad astral, jasad ruh, hingga jasad cahaya. Lalu kedua orangtua nya memberi jalan untuk turun nya ke dunia
Ibu telah memberi jalan, mineral, hewan, tumbuhan, bangsa jin, alien, malaikat semua telah memberi jalan bagi terlahirnya wujud makhluk bernama manusia, tanpa mereka maka tiada lah wujud diri kita. Alam, malaikat, wanita – mereka lah yang ketitipan Kuasa “menjadikan-melahirkan-mewujudkan”, dan barangsiapa mampu mewujudkan maka ia pun mampu meleburkan. Maka begitulah manusia tiada berdaya dengan hukum, tabiat, serta gerak alam. Bahkan manusia pun sungkem ta’zhim menggantungkan hajat kehidupan nya kepada alam
Alam ialah amanat Kuasa Nya, sedangkan manusia hanyalah amanat Kehendak Nya
Karena nya sangatlah berat bagi manusia yang sadar bahwa diri nya ditugaskan untuk mengelola amanat Kehendak Sang Pencipta Alam itu sendiri untuk tampil mewakili Nya, menjaga, memelihara,serta membangun alam. Dimulai dari alam terendah yaitu alam material, lalu alam hewan, tumbuhan, hingga menata alam bangsa jin, alien bahkan malaikat. Betapa berat nya tugas serta tanggung jawab manusia
Alam seperti hal nya wanita, sejak dilahirkan telah dikodratkan sebagai pengamat, pengawas, penilai manusia. Bayi perempuan berkodrat selalu mengamati wajah manusia, sedangkan bayi laki-laki sibuk mengeksplorasi alam sekelilingnya. Alam, wanita, malaikat memang pengawas manusia, mereka hidup, dan mencari siapa diantara manusia yang bisa ketitipan amanat Kuasa Nya
Seekor buaya Riska di Youtube, setelah lama mengamati, mengawasi, menilai gerak gerik, perbuatan pak Ambo yang ternyata memang tulus kepada nya, tiada berkepentingan apapun, maka buaya berkata, “kau menyayangi ku karena Allah, karena kami, alam ialah manifestasi Wujud Kuasa Allah”, seolah buaya berkata. Alam,wanita, tidak mempunyai kehendak. Mereka mengisi kehendak nya dari tengah manusia yang tulus menjaga, memelihara, membangun diri mereka
Kepada manusia yang dianggap terpilih, maka alam, wanita menyerahkan Kuasa nya. “Inilah Kuasa kami, kami tiada berkuasa lagi, terimalah amanat kuasa kami, bimbinglah kami menuju Cahaya Nya”, begitulah perjalanan seorang manusia ditengah alam
Be the first to comment