Manusia pemuja iblis

Apakah yang dimaksudkan dengan iblis itu? Iblis ialah godaan. Disebut godaan jika ada yang sengaja menggoda, dan ada yang tergoda. Konon iblis kerjaan nya sengaja menggoda. Bagaimana hal nya jika ada yang tergoda padahal tidak ada yang sengaja menggoda dia, siapa sebenarnya iblis nya?

Di Bali, saya lihat di Youtube, tahun 1930 an, beberapa pemuda sedang bercengkrama ngobrol dengan beberapa gadis remaja tanpa penutup buah dada. Tidak ada yang sengaja menggoda, dan tidak ada yang tergoda juga

Jika ada mesin waktu, anggap saja saya dan murid filsafat saya terlempar ke tahun 1930 an di Bali, sedang saya asyik menerangkan materi filsafat tiba-tiba, lewatlah di samping ruang kelas gadis remaja menampak buah dada nya, lalu salah seorang murid saya berteriak, “godaan !!”. Yang pasti gadis remaja itu terheran-heran mendengar teriakan itu, karena ia sama sekali tiada niat menggoda, sudah umum di Bali seperti itu pada masa tersebut dan tak pernah ada yang berteriak.  Pertanyaan nya, siapakah iblis nya?

Pilihan jawaban A

Yang memilih opsi ini berkata, “iblis nya tetep gadis itu bro, dan dia tau murid ente itu syahwat nya gede maka nya iblis itu masuk ke gadis, sengaja menggoda”. Dari jawaban ini, kita bisa simpulkan, iblis tau siapa yang syahwat nya besar dan iman nya tipis, sehingga berpeluang tergoda, betul dong? bukti nya iblis tidak masuk ke gadis tersebut saat ia bercengkrama dengan teman-teman pria nya karena tau bahwa  iman dari teman-teman pria gadis tersebut sangat kuat, syahwatnya sudah lemah dan sepi

Bahkan jika murid saya ada yang syahwatnya lebih besar, iman nya lebih tipis, seorang gadis yang berpakaian lengkap lewat di sebelah ruang kelas saja, sudah dianggap godaan, dan dia teriak “godaan” !. Atau yang lebih ekstrim, mungkin ada pula murid saya, yang padahal tak ada wanita yang lewat di sebelah kelas, hanya ia mendengar suara gadis remaja sedang tertawa-tawa, bersenda gurau. Tapi karena iman nya sudah bodol, syahwat nya sudah tak terkendali lagi, dia akan menggerutu, “godaan nih!”

Lalu solusi nya bagaimana dong? Solusi pertama, wanita dilarang lewat di sebelah kelas. Jika hal itu diterapkan tetapi masih juga ada yang ngacung karena syahwat nya masih gede, buat lagi aturan di papan besar “Wanita dilarang ngobrol, apalagi lewat dekat ruang kelas pada saat jam belajar”, lalu tambahkan tulisan kecil dibawah nya, “soalnya yang lagi pada belajar, manusia pemuja syahwat, iman tipis”

Solusi kedua, biarkan semua berjalan seperti tradisi yang sudah tentram berlaku disitu. Tinggal murid yang merasa syahwatnya gede, iman nya tipis lah yang berusaha mendidik diri nya sendiri, dengan puasa, kalau puasa masih jebol juga, didik dengan yang lebih ekstrim seperti bangsa Nusantara dulu mendidik syahwat nya, dengan tirakat nglowong, ngebleng, ngalong, patigeni, dsb. Karena syahwat hanya bisa dilemahkan dengan lapar, bangsa Nusantara dulu justru gemar melaparkan diri

Pilihan jawaban B

“Gadis itu ga ada niat mau godain bro, tapi karena qolbu murid ente isi nya bukan lagi Tuhan, tapi iblis, dia bereaksi pas liat gadis itu. Qolbu itu harusnya rumah Tuhan, bukan rumah iblis, tapi murid ente hidup nya ngikutin hawa nafsu syahwat nya terus”, begitulah jawaban opsi ini

Syahwat tidak boleh di Tuhankan, ia akan menggelora bagai ombak yang menggulung dan menenggelamkan manusia. Nusantara harus kembali pada ajaran yang mendisiplinkan nafsu syahwat, agar lemah sehingga tiada lagi tempat iblis dalam hati manusia Nusantara masa depan. Nusantara kembali aman tentram, sepi dari manusia pemuja syahwat, sehingga dapat kembali ke masa dulu, dimana bahkan ibaratnya gadis terbuka buah dada pun merasa aman, nyaman. Semoga kita bisa berikan kembali kenyamanan, keamanan kepada anak perempuan kita

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*