Memayu Hayuning Bawana

Rahayu.

Memayu Hayuning Bawana bermakna kewajiban melindungi, memelihara dan membina keselamatan Alam, serta lebih mementingkan masyarakat dibandingkan memenuhi ambisi pribadi.

Dunia atau bawana yang dimaksud mencakup seluruh peri kehidupan baik dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan, dengan mengutamakan dharma bakti untuk kehidupan orang banyak yang tidak mementingkan diri sendiri.

Alam atau Bawana atau jagad ini bersifat menerima. Ia selalu memberikan hal-hal yang diperlukan oleh makhluk yang hidup di dalamnya tanpa pamrih. Sifat menerimanya tanpa pilih kasih.

Alam bagaikan sifat Ibu dan wanita yang sayang terhadap anaknya dan pemimpinnya / khalifahnya.
Amat disayangkan bila ada anak durhaka, seorang pemimpin mengedepankan nafsu syahwatnya tidak amanah maupun manusia yang hidupnya tiada memberikan manfaat kepada alam serta manusia.

Bawana menyediakan apapun yang diperlukan oleh makhluk yang ada di dalamnya, namun bawana sendiri tidak menuntut balas karena memiliki sifat tiada pamrih. Seperti malaikat yang bertugas untuk sujud kepada Adam yaitu manusia karena perintah Tuhan. Dimana seharusnya manusia dan alam menjalin kasih saling melayani. Alam menyediakan dan manusia menjaganya.

Jika dirusak pun bawana tidak melakukan balas dendam. Namun hukum alam sekali lagi akan tetap berlaku. Maka berbuat rahmat lah terhadap alam ini, itulah Perbuatan Memayu Hayuning Bawana.

Turunan dari filosofi Hamemayu Hayuning Bawana diantaranya:

Pertama, Rahayuning Bawana Kapurba Waskithaning Manungsa
Berarti kelestarian dan keselamatan dunia ditentukan oleh kebijaksanaan manusia.

Kedua, Darmaning Satriya Mahanani Rahayuning Nagara
Berarti pengabdian ksatria menyebabkan kesejahteraan dan ketentraman negara.

Ketiga, Rahayuning Manungsa Dumadi Karana Kamanungsane
Berarti kesejahteraan dan ketentraman manusia terjadi karena kemanusiaannya.

Maka sikap memayu hayuning bawana yaitu menjadi rahmat kepada seluruh alam dengan kita tetap mengupaya selalu berdoa dan bersatu. Sadar Rukun untuk kebangkitan kesadaran bangsa, kembali wujudkan kesatuan, Gotong royong, bersama memberikan nyata manfaat – manfaat bersama.

Habis energi kita dan bangsa ini jika selalu meributkan hal hal perbedaan. Meributkan hal hal suku Agama RAS Antar Golongan (SARA) yang ditunggangi Politik dan kepentingan.
Saatnya kita meng inspirasi lingkungan dengan syiar Kesatuan dan kerukunan untuk masa depan generasi kita selanjutnya.

Kibarkan Falsafah Bhineka Tunggal Ika, Falsafah Kesatuan, Falsafah Tauhid.
Jadilah manusia yang Memayu Hayuning Bawana, menjadi rahmat bagi semesta alam.

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*